Ketahui Rahasia Tarawih: Berapa Rakaat yang Jarang Diketahui

maulida


tarawih berapa rakaat

Tarawih berapa rakaat adalah pertanyaan yang sering diajukan umat Islam, khususnya menjelang bulan Ramadhan. Tarawih adalah salah satu ibadah sunnah yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan pada bulan Ramadhan.

Tarawih memiliki banyak keutamaan dan manfaat, di antaranya: mendapatkan pahala yang berlipat ganda, menghapus dosa-dosa kecil, serta melatih kesabaran dan keikhlasan. Tarawih juga memiliki sejarah yang panjang, bahkan sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad SAW.

Cari Susu di Etawaku Official Shopee : https://s.shopee.co.id/1LLbrDgkZr

Pada umumnya, tarawih dikerjakan sebanyak 20 rakaat, ditambah dengan 3 rakaat witir. Namun, jumlah rakaat tarawih sebenarnya tidak ditentukan secara pasti, sehingga dapat disesuaikan dengan kemampuan masing-masing individu.

tarawih berapa rakaat

Aspek-aspek penting terkait tarawih berapa rakaat antara lain:

  • Jumlah rakaat
  • Waktu pelaksanaan
  • Tata cara pelaksanaan
  • Keutamaan
  • Hikmah
  • Sejarah
  • Dalil

Jumlah rakaat tarawih tidak ditentukan secara pasti, sehingga dapat disesuaikan dengan kemampuan masing-masing individu. Namun, umumnya tarawih dikerjakan sebanyak 20 rakaat, ditambah dengan 3 rakaat witir. Tarawih dilaksanakan pada bulan Ramadhan, setelah shalat Isya. Tata cara pelaksanaan tarawih sama dengan shalat sunnah lainnya, yaitu dimulai dengan niat, takbiratul ihram, dan diakhiri dengan salam.

Tarawih memiliki banyak keutamaan, di antaranya: mendapatkan pahala yang berlipat ganda, menghapus dosa-dosa kecil, serta melatih kesabaran dan keikhlasan. Hikmah dari pelaksanaan tarawih adalah untuk meningkatkan ketakwaan dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Tarawih juga memiliki sejarah yang panjang, bahkan sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad SAW. Dalil pelaksanaan tarawih terdapat dalam beberapa hadits, di antaranya hadits riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim.

Jumlah rakaat

Jumlah rakaat tarawih tidak ditentukan secara pasti dalam ajaran Islam. Hal ini memberikan keleluasaan bagi umat Islam untuk menyesuaikan jumlah rakaat dengan kemampuan dan kondisi masing-masing.

  • Tradisi 20 Rakaat

    Dalam praktiknya, tarawih umumnya dikerjakan sebanyak 20 rakaat. Jumlah ini sudah menjadi tradisi yang dilakukan oleh banyak umat Islam di seluruh dunia. Pelaksanaan 20 rakaat tarawih ini didasarkan pada riwayat dari beberapa sahabat Nabi Muhammad SAW, seperti Ali bin Abi Thalib dan Ibnu Abbas.

  • Variasi Jumlah Rakaat

    Selain 20 rakaat, terdapat juga variasi jumlah rakaat tarawih yang dilakukan oleh umat Islam di berbagai daerah. Misalnya, ada yang melaksanakan 8 rakaat, 12 rakaat, atau bahkan 36 rakaat. Variasi ini disebabkan oleh perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai jumlah rakaat tarawih yang paling afdal.

  • Sesuaikan dengan Kemampuan

    Dalam menentukan jumlah rakaat tarawih, umat Islam dianjurkan untuk menyesuaikan dengan kemampuan dan kondisi masing-masing. Jika seseorang merasa kuat dan mampu, maka boleh melaksanakan tarawih dengan jumlah rakaat yang lebih banyak. Sebaliknya, jika seseorang merasa lelah atau memiliki keterbatasan waktu, maka tidak masalah jika melaksanakan tarawih dengan jumlah rakaat yang lebih sedikit.

  • Yang Penting Istikamah

    Terlepas dari berapa jumlah rakaat yang dikerjakan, yang terpenting dalam pelaksanaan tarawih adalah istikamah atau konsisten. Umat Islam dianjurkan untuk melaksanakan tarawih secara rutin setiap malam selama bulan Ramadhan, meskipun hanya dengan jumlah rakaat yang sedikit.

Dengan memahami aspek jumlah rakaat dalam tarawih, umat Islam dapat melaksanakan ibadah ini sesuai dengan kemampuan dan kondisi masing-masing, sehingga dapat memperoleh pahala dan hikmah yang terkandung di dalamnya.

Waktu pelaksanaan

Waktu pelaksanaan tarawih berkaitan erat dengan jumlah rakaat yang dikerjakan. Tarawih dilaksanakan pada bulan Ramadhan, setelah shalat Isya. Waktu pelaksanaan ini didasarkan pada hadits Nabi Muhammad SAW yang menganjurkan umat Islam untuk melaksanakan tarawih pada sepertiga malam terakhir.

Pelaksanaan tarawih pada sepertiga malam terakhir memiliki beberapa keutamaan, di antaranya: pahala yang lebih besar, waktu yang lebih tenang dan khusyuk untuk beribadah, serta peluang yang lebih besar untuk mendapatkan Lailatul Qadar.

Meskipun dianjurkan untuk melaksanakan tarawih pada sepertiga malam terakhir, namun umat Islam tetap diperbolehkan untuk melaksanakan tarawih pada waktu lain setelah shalat Isya. Hal ini dikarenakan waktu pelaksanaan tarawih tidak ditentukan secara pasti dalam ajaran Islam.

Dengan memahami waktu pelaksanaan tarawih, umat Islam dapat menyesuaikan waktu ibadahnya dengan baik, sehingga dapat memperoleh pahala dan hikmah yang terkandung dalam tarawih.

Tata cara pelaksanaan

Tata cara pelaksanaan tarawih memiliki keterkaitan dengan jumlah rakaat yang dikerjakan. Hal ini karena tata cara pelaksanaan tarawih meliputi urutan rakaat dan bacaan-bacaan yang dibaca pada setiap rakaat.

Secara umum, tata cara pelaksanaan tarawih adalah sebagai berikut:

  1. Niat tarawih pada rakaat pertama.
  2. Takbiratul ihram.
  3. Membaca Surat Al-Fatihah dan surat pendek.
  4. Rukuk.
  5. I’tidal.
  6. Sujud.
  7. Duduk di antara dua sujud.
  8. Sujud kedua.
  9. Duduk istirahat sejenak.
  10. Mengulangi langkah 3-9 untuk rakaat berikutnya.
  11. Pada rakaat terakhir, setelah sujud kedua, dilanjutkan dengan witir.
  12. Salam.

Dengan memahami tata cara pelaksanaan tarawih yang sesuai dengan jumlah rakaat yang dikerjakan, umat Islam dapat melaksanakan ibadah tarawih dengan baik dan benar, sehingga dapat memperoleh pahala dan hikmah yang terkandung di dalamnya.

Keutamaan

Keutamaan tarawih menjadi salah satu alasan mengapa ibadah ini sangat dianjurkan untuk dikerjakan selama bulan Ramadhan. Keutamaan-keutamaan tersebut antara lain:

  • Menghapus Dosa

    Tarawih termasuk salah satu ibadah yang dapat menghapus dosa-dosa kecil yang pernah dilakukan. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam hadits Nabi Muhammad SAW yang berbunyi, “Barang siapa yang shalat tarawih karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim)

  • Mendapat Pahala Berlipat Ganda

    Tarawih juga merupakan ibadah yang memberikan pahala yang berlipat ganda. Pahala yang diberikan bahkan melebihi pahala shalat sunnah lainnya. Hal ini dikarenakan tarawih dikerjakan pada waktu yang istimewa, yaitu pada sepertiga malam terakhir di bulan Ramadhan.

  • Melatih Kesabaran dan Keikhlasan

    Menjalankan tarawih membutuhkan kesabaran dan keikhlasan, terutama bagi mereka yang belum terbiasa melaksanakan ibadah ini secara rutin. Kesabaran dan keikhlasan tersebut akan diuji selama berhari-hari selama bulan Ramadhan.

  • Menjalin Silaturahmi dan Ukhuwah Islamiyah

    Tarawih biasanya dikerjakan secara berjamaah di masjid atau mushala. Hal ini menjadi kesempatan yang baik untuk menjalin silaturahmi dan mempererat ukhuwah islamiyah sesama umat Islam.

Dengan memahami keutamaan-keutamaan tarawih, umat Islam dapat semakin termotivasi untuk melaksanakan ibadah ini dengan sebaik-baiknya, sehingga dapat memperoleh pahala dan hikmah yang terkandung di dalamnya.

Hikmah

Hikmah atau kebijaksanaan merupakan salah satu aspek penting dalam ibadah tarawih. Hikmah di balik pelaksanaan tarawih dapat memberikan motivasi dan pemahaman yang lebih mendalam tentang ibadah ini.

Salah satu hikmah tarawih adalah sebagai sarana untuk melatih kesabaran dan keikhlasan. Tarawih yang umumnya dikerjakan sebanyak 20 rakaat atau lebih, menuntut kesabaran dan ketekunan dalam menunaikannya. Dengan melatih kesabaran dan keikhlasan melalui tarawih, umat Islam diharapkan dapat menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Hikmah lainnya dari tarawih adalah sebagai pengingat akan pentingnya waktu. Tarawih yang dikerjakan pada sepertiga malam terakhir di bulan Ramadhan, mengajarkan umat Islam untuk menghargai dan memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. Waktu yang digunakan untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT, akan membawa keberkahan dan pahala yang besar.

Selain itu, tarawih juga menjadi sarana untuk mempererat tali silaturahmi dan ukhuwah islamiyah. Tarawih yang biasanya dikerjakan secara berjamaah, memberikan kesempatan bagi umat Islam untuk berkumpul, saling mengenal, dan memperkuat rasa persaudaraan.

Dengan memahami hikmah-hikmah di balik ibadah tarawih, umat Islam dapat melaksanakan ibadah ini dengan lebih khusyuk dan bermakna. Hikmah-hikmah tersebut dapat menjadi pengingat dan motivasi untuk terus meningkatkan kualitas ibadah dan memperkuat hubungan dengan Allah SWT.

Sejarah

Sejarah pelaksanaan tarawih memiliki kaitan erat dengan jumlah rakaat yang dikerjakan. Tarawih pertama kali dilaksanakan pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab, sekitar tahun 17 Hijriah.

  • Zaman Nabi Muhammad SAW

    Pada zaman Nabi Muhammad SAW, ibadah tarawih belum dilaksanakan secara berjamaah. Nabi Muhammad SAW lebih menganjurkan umatnya untuk melaksanakan ibadah pada sepertiga malam terakhir di bulan Ramadhan dengan cara qiyamul lail atau shalat malam.

  • Zaman Khalifah Umar bin Khattab

    Pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab, ibadah tarawih mulai dilaksanakan secara berjamaah. Hal ini dilatarbelakangi oleh banyaknya umat Islam yang ingin melaksanakan ibadah pada sepertiga malam terakhir di bulan Ramadhan, sehingga Umar bin Khattab berinisiatif untuk mengatur pelaksanaan tarawih secara berjamaah agar lebih tertib.

  • Zaman Khalifah Utsman bin Affan

    Pada masa pemerintahan Khalifah Utsman bin Affan, pelaksanaan tarawih secara berjamaah semakin berkembang dan menjadi tradisi. Utsman bin Affan juga menetapkan jumlah rakaat tarawih menjadi 20 rakaat, sebagaimana yang dikerjakan hingga saat ini.

  • Zaman Dinasti Abbasiyah

    Pada masa Dinasti Abbasiyah, pelaksanaan tarawih semakin semarak dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari ibadah di bulan Ramadhan. Khalifah Harun ar-Rasyid bahkan memerintahkan agar tarawih dikerjakan di masjid-masjid besar dengan dihadiri oleh seluruh umat Islam.

Sejarah pelaksanaan tarawih menunjukkan bahwa ibadah ini telah berkembang dan mengalami penyempurnaan seiring berjalannya waktu. Dari yang awalnya tidak dilaksanakan secara berjamaah, hingga menjadi tradisi yang dikerjakan oleh umat Islam di seluruh dunia dengan jumlah rakaat yang telah ditentukan.

Dalil

Dalil merupakan dasar atau bukti hukum yang digunakan untuk menetapkan suatu hukum atau aturan dalam Islam. Dalam konteks tarawih, dalil digunakan untuk menentukan jumlah rakaat yang dikerjakan.

  • Al-Qur’an

    Dalam Al-Qur’an, tidak terdapat ayat yang secara khusus menyebutkan jumlah rakaat tarawih. Namun, terdapat ayat yang menganjurkan umat Islam untuk melaksanakan ibadah pada malam hari di bulan Ramadhan, seperti dalam surat Al-Qadr ayat 4.

  • Hadis Nabi Muhammad SAW

    Terdapat beberapa hadis yang meriwayatkan tentang pelaksanaan tarawih pada zaman Nabi Muhammad SAW. Salah satu hadis yang sering dijadikan rujukan adalah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim, yang menyebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW pernah melaksanakan tarawih sebanyak 11 rakaat, termasuk witir.

  • Praktik Sahabat Nabi Muhammad SAW

    Praktik para sahabat Nabi Muhammad SAW juga menjadi salah satu dalil dalam menentukan jumlah rakaat tarawih. Beberapa sahabat, seperti Umar bin Khattab dan Utsman bin Affan, pernah melaksanakan tarawih dengan jumlah rakaat yang berbeda-beda.

  • Ijma’ Ulama

    Ijma’ ulama merupakan kesepakatan pendapat para ulama. Dalam masalah jumlah rakaat tarawih, terdapat perbedaan pendapat di antara ulama. Namun, mayoritas ulama sepakat bahwa tarawih dikerjakan sebanyak 20 rakaat, termasuk witir.

Dengan memperhatikan dalil-dalil tersebut, dapat disimpulkan bahwa jumlah rakaat tarawih tidak ditentukan secara pasti dalam ajaran Islam. Namun, berdasarkan praktik yang telah dilakukan sejak zaman Nabi Muhammad SAW dan ijma’ ulama, mayoritas umat Islam melaksanakan tarawih sebanyak 20 rakaat, termasuk witir.


FAQ tentang Tarawih

Berikut adalah beberapa pertanyaan umum dan jawabannya terkait dengan ibadah tarawih:

Pertanyaan 1: Berapa rakaatkah tarawih yang disunnahkan?

Mayoritas ulama berpendapat bahwa tarawih dikerjakan sebanyak 20 rakaat, ditambah dengan 3 rakaat witir. Jumlah rakaat ini merujuk pada praktik yang dilakukan oleh Khalifah Utsman bin Affan dan telah menjadi tradisi yang diikuti hingga saat ini.

Pertanyaan 2: Apakah boleh mengerjakan tarawih kurang atau lebih dari 20 rakaat?

Dalam masalah jumlah rakaat tarawih, terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama. Namun, umumnya diperbolehkan untuk mengerjakan tarawih kurang atau lebih dari 20 rakaat, dengan mempertimbangkan kemampuan dan kondisi masing-masing individu.

Pertanyaan 3: Apa keutamaan mengerjakan tarawih?

Tarawih memiliki banyak keutamaan, di antaranya: menghapus dosa-dosa kecil, mendapatkan pahala yang berlipat ganda, melatih kesabaran dan keikhlasan, serta meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT.

Pertanyaan 4: Bagaimana tata cara pelaksanaan tarawih yang benar?

Tata cara pelaksanaan tarawih sama dengan shalat sunnah lainnya, yaitu dimulai dengan niat, takbiratul ihram, dan diakhiri dengan salam. Perbedaannya terletak pada jumlah rakaat dan bacaan yang dibaca pada setiap rakaat.

Demikianlah beberapa pertanyaan umum dan jawabannya terkait dengan ibadah tarawih. Semoga dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita tentang ibadah ini.

Selanjutnya, mari kita bahas beberapa tips untuk melaksanakan tarawih dengan lebih baik dan mendapatkan pahala yang maksimal.


Tips Melaksanakan Tarawih dengan Baik

Berikut adalah beberapa tips untuk melaksanakan tarawih dengan lebih baik dan mendapatkan pahala yang maksimal:

Persiapan yang Matang
Persiapkan diri dengan baik sebelum melaksanakan tarawih, baik secara fisik maupun mental. Istirahat yang cukup, makan makanan yang bergizi, dan berwudhu dengan sempurna akan membantu menjaga konsentrasi dan kekhusyukan selama beribadah.

Niat yang Ikhlas
Niatkan ibadah tarawih semata-mata untuk mencari ridha Allah SWT. Jauhkan diri dari riya’ atau pamer ibadah, karena hal tersebut dapat mengurangi nilai pahala.

Konsentrasi dan Khusyuk
Upayakan untuk tetap konsentrasi dan khusyuk selama melaksanakan tarawih. Hindari gangguan dari luar, seperti obrolan atau suara bising. Fokuskan pikiran dan hati pada ibadah, sehingga dapat memperoleh ketenangan dan pahala yang berlipat ganda.

Berjamaah
Tarawih lebih utama dikerjakan secara berjamaah di masjid atau mushala. Selain sebagai bentuk silaturahmi, berjamaah juga dapat meningkatkan motivasi dan kekhusyukan dalam beribadah.

Dengan mengikuti tips-tips tersebut, diharapkan ibadah tarawih dapat dilaksanakan dengan baik dan memberikan manfaat yang maksimal bagi kita semua.

Selamat menunaikan ibadah tarawih di bulan Ramadhan yang penuh berkah ini.


Kesimpulan tentang Tarawih Berapa Rakaat

Ibadah tarawih merupakan ibadah sunnah yang sangat dianjurkan untuk dilaksanakan selama bulan Ramadhan. Mengenai jumlah rakaat tarawih, tidak ada ketentuan pasti dalam ajaran Islam. Namun, mayoritas ulama berpendapat bahwa tarawih dikerjakan sebanyak 20 rakaat, ditambah dengan 3 rakaat witir, berdasarkan praktik yang dilakukan oleh Khalifah Utsman bin Affan.

Selain jumlah rakaat, hal-hal penting lainnya yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan tarawih adalah waktu pelaksanaan, tata cara pelaksanaan, keutamaan, hikmah, sejarah, dan dalil. Dengan memahami aspek-aspek tersebut, umat Islam diharapkan dapat melaksanakan tarawih dengan baik dan benar, sehingga dapat memperoleh pahala dan hikmah yang terkandung di dalamnya.

Artikel Terkait

Bagikan:

Artikel Terbaru