Ketahui 7 Hal Penting tentang Kalimat Pasif yang Wajib Kamu Intip

maulida


kalimat pasif adalah

Kalimat pasif adalah kalimat yang predikatnya bermakna dikenai atau menerima suatu perbuatan. Subjek kalimat pasif biasanya dikenai atau menerima tindakan dari objek. Contoh kalimat pasif adalah “Rumah itu dibangun oleh ayahku.” Dalam kalimat ini, subjek “rumah” dikenai tindakan “dibangun” oleh objek “ayahku”.

Kalimat pasif memiliki beberapa kegunaan, di antaranya adalah untuk menekankan objek, membuat kalimat lebih sopan, dan menghindari penggunaan kata ganti orang pertama. Selain itu, kalimat pasif juga banyak digunakan dalam teks ilmiah dan formal.

Cari Susu di Etawaku Official Shopee : https://s.shopee.co.id/1LLbrDgkZr

Pembahasan lebih lanjut tentang kalimat pasif akan diulas dalam artikel ini, termasuk jenis-jenis kalimat pasif, cara membentuk kalimat pasif, dan penggunaannya dalam berbagai konteks.

Kalimat Pasif Adalah

Kalimat pasif adalah kalimat yang predikatnya bermakna dikenai atau menerima suatu perbuatan. Kalimat pasif memiliki beberapa aspek penting, yaitu:

  • Subjek dikenai tindakan
  • Objek melakukan tindakan
  • Menggunakan kata kerja bantu
  • Menekankan objek
  • Membuat kalimat lebih sopan
  • Menghindari kata ganti orang pertama
  • Banyak digunakan dalam teks ilmiah

Ketujuh aspek tersebut saling berkaitan dan membentuk karakteristik kalimat pasif. Misalnya, subjek yang dikenai tindakan menunjukkan bahwa objek memiliki peran yang lebih penting dalam kalimat. Penggunaan kata kerja bantu “di-” atau “ter-” menunjukkan bahwa tindakan dilakukan oleh objek. Sementara itu, penggunaan kalimat pasif dalam teks ilmiah bertujuan untuk membuat bahasa yang digunakan lebih objektif dan tidak memihak.

Subjek Dikenai Tindakan

Dalam kalimat pasif, subjek dikenai tindakan yang dilakukan oleh objek. Hubungan ini sangat penting karena menunjukkan ciri khas kalimat pasif. Tanpa adanya subjek yang dikenai tindakan, kalimat tidak dapat dikatakan sebagai kalimat pasif.

Contoh kalimat pasif: “Rumah itu dibangun oleh ayahku.” Dalam kalimat ini, subjek “rumah” dikenai tindakan “dibangun” oleh objek “ayahku”. Jika kalimat tersebut diubah menjadi kalimat aktif, maka menjadi “Ayahku membangun rumah itu.” Pada kalimat aktif, subjek (ayahku) melakukan tindakan (membangun) kepada objek (rumah).

Memahami hubungan antara subjek dikenai tindakan dan kalimat pasif sangat penting karena dapat membantu kita mengidentifikasi dan membentuk kalimat pasif dengan benar. Hal ini juga dapat membantu kita memahami makna dan penggunaan kalimat pasif dalam konteks yang berbeda.

Objek Melakukan Tindakan

Dalam kalimat pasif, objek melakukan tindakan yang dikenakan kepada subjek. Hubungan ini merupakan salah satu ciri utama kalimat pasif dan membedakannya dari kalimat aktif.

  • Objek sebagai pelaku

    Dalam kalimat pasif, objek memainkan peran aktif sebagai pelaku tindakan. Objek melakukan tindakan yang dikenakan kepada subjek. Contoh: “Rumah itu dibangun oleh ayahku.” Pada kalimat ini, objek “ayahku” melakukan tindakan “membangun” yang dikenakan kepada subjek “rumah”.

  • Tindakan tidak langsung

    Tindakan yang dilakukan oleh objek dalam kalimat pasif biasanya tidak langsung atau tidak terlihat jelas. Tindakan tersebut tidak dilakukan secara fisik, melainkan melalui perantara atau proses tertentu. Contoh: “Buku itu dibaca oleh banyak orang.” Pada kalimat ini, tindakan “membaca” dilakukan melalui perantara yaitu “banyak orang”.

  • Objek yang diutamakan

    Dalam kalimat pasif, objek diutamakan karena menjadi fokus utama kalimat. Hal ini berbeda dengan kalimat aktif di mana subjek yang diutamakan. Contoh: “Kopi itu diminum oleh ibu.” Pada kalimat ini, objek “kopi” diutamakan karena menjadi fokus utama kalimat, yaitu tindakan “diminum”.

  • Penghindaran subjek

    Kalimat pasif dapat digunakan untuk menghindari penyebutan subjek yang melakukan tindakan. Hal ini dapat dilakukan, seperti untuk menjaga kerahasiaan, melindungi privasi, atau menekankan tindakan itu sendiri. Contoh: “Kesalahan itu diperbaiki.” Pada kalimat ini, subjek yang melakukan tindakan tidak disebutkan untuk menghindari rasa malu atau kesalahan.

Dengan memahami hubungan antara objek melakukan tindakan dan kalimat pasif, kita dapat mengidentifikasi dan membentuk kalimat pasif dengan benar. Kita juga dapat memahami makna dan penggunaan kalimat pasif dalam berbagai konteks.

Menggunakan Kata Kerja Bantu

Dalam kalimat pasif, kata kerja bantu digunakan untuk menunjukkan bahwa subjek dikenai tindakan oleh objek. Kata kerja bantu yang umum digunakan dalam kalimat pasif adalah “di-” dan “ter-“.

Penggunaan kata kerja bantu sangat penting dalam kalimat pasif karena membedakannya dari kalimat aktif. Dalam kalimat aktif, subjek melakukan tindakan, sedangkan dalam kalimat pasif, subjek dikenai tindakan. Contoh:

  • Kalimat aktif: Ayahku membangun rumah.
  • Kalimat pasif: Rumah dibangun oleh ayahku.

Selain membedakan kalimat aktif dan pasif, penggunaan kata kerja bantu juga memberikan informasi tentang waktu dan aspek tindakan. Misalnya, kata kerja bantu “sedang di-” menunjukkan bahwa tindakan sedang berlangsung, sedangkan kata kerja bantu “telah di-” menunjukkan bahwa tindakan telah selesai.

Memahami penggunaan kata kerja bantu sangat penting untuk dapat membentuk dan mengidentifikasi kalimat pasif dengan benar. Hal ini juga dapat membantu kita memahami makna dan penggunaan kalimat pasif dalam berbagai konteks.

Menekankan Objek

Kalimat pasif dapat digunakan untuk menekankan objek. Hal ini dilakukan dengan menempatkan objek di awal kalimat, sehingga menjadi fokus utama kalimat. Penekanan objek ini biasanya dilakukan untuk memberikan informasi tambahan atau menyoroti peran penting objek dalam suatu peristiwa atau situasi.

  • Objek sebagai topik

    Dalam kalimat pasif, objek menjadi topik utama yang dibicarakan dalam kalimat. Hal ini berbeda dengan kalimat aktif di mana subjek yang menjadi topik utama. Contoh: “Buku itu dibaca oleh banyak orang.” Pada kalimat ini, objek “buku” menjadi topik utama yang dibicarakan, yaitu tindakan “dibaca”.

  • Objek bernilai tinggi

    Kalimat pasif dapat digunakan untuk menekankan objek yang bernilai tinggi atau penting. Hal ini dilakukan dengan menempatkan objek di awal kalimat, sehingga menjadi fokus utama. Contoh: “Lukisan itu dilukis oleh pelukis terkenal.” Pada kalimat ini, objek “lukisan” ditekankan karena merupakan karya seni yang bernilai tinggi.

  • Objek yang diketahui

    Kalimat pasif juga dapat digunakan untuk menekankan objek yang sudah diketahui atau disebutkan sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk memberikan informasi tambahan atau penjelasan lebih lanjut tentang objek tersebut. Contoh: “Rumah itu dibangun oleh ayahku.” Pada kalimat ini, objek “rumah” ditekankan karena sudah disebutkan sebelumnya dan menjadi fokus utama kalimat.

  • Objek yang tidak diketahui

    Dalam beberapa kasus, kalimat pasif dapat digunakan untuk menekankan objek yang tidak diketahui atau tidak disebutkan sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk menciptakan rasa penasaran atau ketegangan dalam kalimat. Contoh: “Buku itu ditulis oleh seorang penulis misterius.” Pada kalimat ini, objek “penulis misterius” ditekankan karena belum diketahui identitasnya.

Dengan memahami penggunaan kalimat pasif untuk menekankan objek, kita dapat mengidentifikasi dan membentuk kalimat pasif dengan benar. Kita juga dapat memahami makna dan penggunaan kalimat pasif dalam berbagai konteks.

Membuat Kalimat Lebih Sopan

Kalimat pasif dapat digunakan untuk membuat kalimat lebih sopan dan tidak langsung. Hal ini dilakukan dengan menghindari penggunaan kata ganti orang kedua (kamu) yang dapat dianggap kurang sopan atau terlalu langsung. Dengan menggunakan kalimat pasif, kita dapat menyampaikan informasi atau permintaan tanpa terkesan memaksa atau menyinggung perasaan orang lain.

Contoh kalimat pasif yang lebih sopan:

  • “Bisakah kamu menutup pintu?” (kalimat aktif)
    “Dapatkah pintu ditutup?” (kalimat pasif)
  • “Tolong bersihkan kamar ini.” (kalimat aktif)
    “Apakah kamar ini dapat dibersihkan?” (kalimat pasif)

Penggunaan kalimat pasif untuk membuat kalimat lebih sopan sangat penting dalam situasi formal, seperti di tempat kerja, sekolah, atau saat berkomunikasi dengan orang yang lebih tua atau dihormati. Dengan menggunakan kalimat pasif, kita dapat menyampaikan pesan dengan jelas dan efektif tanpa mengurangi rasa hormat atau sopan santun.

Selain itu, kalimat pasif juga dapat digunakan untuk menghindari penggunaan kata ganti orang pertama (saya, aku), yang dapat dianggap kurang objektif atau terlalu subjektif. Dengan menggunakan kalimat pasif, kita dapat menyampaikan informasi atau pendapat tanpa terkesan mengutamakan kepentingan pribadi.

Menghindari Kata Ganti Orang Pertama

Dalam konteks kalimat pasif, penghindaran kata ganti orang pertama (seperti “saya” atau “aku”) memegang peranan penting. Hal ini dilakukan untuk menjaga objektivitas dan menghindari penggunaan bahasa yang terlalu subjektif atau memihak.

  • Objektivitas dalam Teks Formal

    Dalam penulisan formal, seperti karya ilmiah, laporan, atau berita, penggunaan kata ganti orang pertama dapat mengurangi kredibilitas dan objektivitas teks. Kalimat pasif memungkinkan penulis menyampaikan informasi tanpa harus melibatkan sudut pandang atau opini pribadi.

  • Penekanan pada Fakta

    Dengan menghindari kata ganti orang pertama, kalimat pasif mengalihkan fokus dari penulis atau pembicara ke fakta dan informasi yang disampaikan. Hal ini membuat pembaca lebih mudah memahami dan menerima informasi tanpa terpengaruh oleh bias atau kepentingan pribadi penulis.

  • Kesopanan dan Kerendahan Hati

    Dalam situasi tertentu, penggunaan kata ganti orang pertama dapat dianggap kurang sopan atau terkesan sombong. Kalimat pasif menawarkan cara yang lebih rendah hati untuk menyampaikan informasi, terutama ketika penulis ingin menghindari kesan menggurui atau memaksakan pendapat.

  • Penghormatan terhadap Pembaca

    Dengan menghindari kata ganti orang pertama, penulis menunjukkan rasa hormat kepada pembaca. Kalimat pasif memberi pembaca ruang untuk menafsirkan dan memahami informasi tanpa merasa diarahkan atau dipaksa untuk setuju dengan sudut pandang penulis.

Dengan memahami pentingnya menghindari kata ganti orang pertama dalam kalimat pasif, penulis dapat menyusun teks yang lebih objektif, kredibel, dan sopan.

Banyak Digunakan dalam Teks Ilmiah

Kalimat pasif banyak digunakan dalam teks ilmiah karena memiliki beberapa keunggulan yang sesuai dengan sifat dan tujuan penulisan ilmiah, yaitu:

  • Objektivitas dan Impersonalitas

    Kalimat pasif menghindari penggunaan kata ganti orang pertama (“saya”, “kami”) yang dapat memberikan kesan subjektif atau memihak. Dengan menggunakan kalimat pasif, penulis dapat menyampaikan informasi secara objektif dan impersonal, sesuai dengan prinsip penulisan ilmiah.

  • Fokus pada Objek Penelitian

    Kalimat pasif memungkinkan penulis untuk menekankan objek atau temuan penelitian, alih-alih peneliti itu sendiri. Hal ini membantu pembaca untuk fokus pada hasil dan fakta yang dilaporkan, tanpa terpengaruh oleh opini atau bias pribadi peneliti.

  • Kejelasan dan Ringkas

    Kalimat pasif seringkali lebih jelas dan ringkas dibandingkan dengan kalimat aktif. Dengan menghilangkan subjek pelaku, penulis dapat menghemat kata-kata dan membuat teks lebih mudah dipahami.

  • Konsistensi dan Standarisasi

    Penggunaan kalimat pasif dalam teks ilmiah membantu menciptakan konsistensi dan standarisasi dalam penulisan. Hal ini memudahkan pembaca untuk membandingkan dan mengevaluasi informasi dari berbagai sumber.

Dengan demikian, kalimat pasif menjadi salah satu teknik penulisan yang penting dalam teks ilmiah karena dapat meningkatkan objektivitas, fokus pada objek penelitian, kejelasan, ringkas, dan konsistensi tulisan.


Pertanyaan Umum tentang Kalimat Pasif

Kalimat pasif merupakan topik penting dalam tata bahasa Indonesia. Berikut adalah beberapa pertanyaan umum yang sering diajukan mengenai kalimat pasif:

Pertanyaan 1: Apa yang dimaksud dengan kalimat pasif?

Kalimat pasif adalah kalimat yang predikatnya menyatakan bahwa subjeknya dikenai atau menerima suatu perbuatan. Subjek kalimat pasif biasanya dikenai atau menerima tindakan dari objek.

Pertanyaan 2: Bagaimana cara membentuk kalimat pasif?

Untuk membentuk kalimat pasif, digunakan kata kerja bantu “di-” atau “ter-” pada predikat. Subjek kalimat pasif diletakkan setelah predikat, dan objek kalimat pasif menjadi subjek baru.

Pertanyaan 3: Kapan kalimat pasif digunakan?

Kalimat pasif digunakan dalam berbagai situasi, seperti untuk menekankan objek, membuat kalimat lebih sopan, menghindari penggunaan kata ganti orang pertama, dan dalam teks ilmiah.

Pertanyaan 4: Apa saja jenis-jenis kalimat pasif?

Ada beberapa jenis kalimat pasif, yaitu kalimat pasif transitif, kalimat pasif intransitif, dan kalimat pasif refleksif.

Dengan memahami konsep dan penggunaan kalimat pasif, kita dapat menggunakannya secara efektif dalam komunikasi dan penulisan.

Baca juga artikel tentang tips menggunakan kalimat pasif untuk informasi lebih lanjut.


Tips Menggunakan Kalimat Pasif

Kalimat pasif memiliki banyak kegunaan dan keuntungan dalam penulisan. Berikut adalah beberapa tips untuk menggunakan kalimat pasif secara efektif:

Tips 1: Gunakan kalimat pasif untuk menekankan objek
Dengan menggunakan kalimat pasif, Anda dapat mengalihkan fokus dari pelaku tindakan ke objek yang dikenai tindakan. Hal ini berguna untuk menyoroti informasi penting atau menekankan peran objek dalam sebuah peristiwa.

Tips 2: Gunakan kalimat pasif untuk membuat kalimat lebih sopan
Kalimat pasif dapat membuat bahasa Anda terdengar lebih sopan dan tidak langsung. Hal ini sangat berguna dalam situasi formal, seperti dalam penulisan akademis atau bisnis.

Tips 3: Gunakan kalimat pasif untuk menghindari penggunaan kata ganti orang pertama
Dalam penulisan objektif, seperti karya ilmiah atau laporan berita, penggunaan kata ganti orang pertama dapat mengurangi kredibilitas dan objektivitas teks. Kalimat pasif memungkinkan Anda menyampaikan informasi tanpa harus menggunakan kata ganti orang pertama.

Tips 4: Gunakan kalimat pasif untuk memberikan kesan impersonal
Kalimat pasif dapat memberikan kesan impersonal atau tidak memihak. Hal ini berguna dalam situasi di mana Anda ingin menghindari penyebutan subjek secara langsung atau menekankan fakta dan informasi daripada opini pribadi.

Dengan mengikuti tips ini, Anda dapat menggunakan kalimat pasif secara efektif untuk meningkatkan kejelasan, fokus, dan kesopanan dalam tulisan Anda.


Kesimpulan Kalimat Pasif

Kalimat pasif merupakan salah satu aspek penting dalam bahasa Indonesia yang memiliki kegunaan dan peran tersendiri. Melalui artikel ini, kita telah mengeksplorasi berbagai aspek kalimat pasif, mulai dari pengertian, pembentukan, hingga penggunaannya dalam berbagai konteks.

Penggunaan kalimat pasif yang tepat dapat meningkatkan kejelasan, fokus, dan kesopanan tulisan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami konsep dan aturan penggunaan kalimat pasif agar dapat menggunakannya secara efektif dalam komunikasi dan penulisan.

Artikel Terkait

Bagikan:

Artikel Terbaru