Bahasa krama alus adalah variasi bahasa Jawa yang digunakan dalam situasi formal atau saat berbicara dengan orang yang lebih tua atau dihormati. Bahasa ini ditandai dengan penggunaan kosakata, tata bahasa, dan intonasi yang khusus. Contohnya, kata “makan” dalam bahasa krama alus menjadi “dhahar”.
Bahasa krama alus penting untuk dipelajari karena menunjukkan rasa hormat dan sopan santun. Selain itu, bahasa ini juga dapat memberikan manfaat seperti meningkatkan keterampilan komunikasi, memperluas pengetahuan tentang budaya Jawa, dan membuka peluang dalam dunia kerja. Bahasa krama alus telah digunakan sejak zaman kerajaan-kerajaan Jawa kuno dan terus berkembang hingga sekarang.
Cari Susu di Etawaku Official Shopee : https://s.shopee.co.id/1LLbrDgkZr
Artikel ini akan membahas lebih lanjut tentang sejarah, penggunaan, dan berbagai aspek lainnya dari bahasa krama alus.
Bahasa Krama Alus
Bahasa krama alus memiliki beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan, yaitu:
- Formalitas
- Tata Bahasa
- Kosa Kata
- Intonasi
- Situasi
- Budaya
- Sejarah
Formalitas bahasa krama alus terlihat dari penggunaannya dalam situasi resmi dan saat berbicara dengan orang yang lebih tua atau dihormati. Tata bahasa yang digunakan juga khusus, seperti penggunaan kata ganti “panjenengan” untuk menggantikan “kamu” dan “dalem” untuk mengganti “rumah”. Kosa kata yang digunakan juga berbeda, seperti “dhahar” untuk “makan” dan “unjuk” untuk “minum”. Intonasi yang digunakan juga lebih halus dan sopan. Bahasa krama alus digunakan dalam berbagai situasi formal, seperti acara pernikahan, pertemuan resmi, dan saat berbicara dengan orang yang lebih tua. Bahasa krama alus juga merupakan bagian dari budaya Jawa yang menunjukkan rasa hormat dan sopan santun. Sejarah bahasa krama alus dapat ditelusuri hingga zaman kerajaan-kerajaan Jawa kuno, dimana bahasa ini digunakan oleh kaum bangsawan dan pejabat kerajaan.
Formalitas
Formalitas merupakan aspek penting dalam bahasa krama alus. Bahasa krama alus digunakan dalam situasi resmi dan saat berbicara dengan orang yang lebih tua atau dihormati. Hal ini menunjukkan rasa hormat dan sopan santun. Dalam budaya Jawa, formalitas sangat dijunjung tinggi, sehingga penggunaan bahasa krama alus menjadi suatu keharusan dalam situasi tertentu.
Penggunaan bahasa krama alus juga dapat memberikan kesan profesional dan berwibawa. Misalnya, dalam dunia kerja, penggunaan bahasa krama alus dapat membantu membangun hubungan baik dengan rekan kerja dan atasan. Selain itu, bahasa krama alus juga digunakan dalam acara-acara resmi, seperti pernikahan dan pertemuan penting, untuk menunjukkan keseriusan dan penghormatan terhadap acara tersebut.
Menguasai bahasa krama alus sangat penting untuk menunjukkan rasa hormat dan sopan santun dalam budaya Jawa. Selain itu, bahasa krama alus juga dapat memberikan manfaat dalam lingkungan profesional dan sosial.
Tata Bahasa
Tata bahasa merupakan aspek penting dalam bahasa krama alus. Tata bahasa yang digunakan dalam bahasa krama alus berbeda dengan tata bahasa yang digunakan dalam bahasa Jawa ngoko, yaitu bahasa Jawa yang digunakan dalam situasi informal. Perbedaan tata bahasa ini terlihat dari penggunaan kata ganti, kata kerja, dan struktur kalimat.
-
Penggunaan Kata Ganti
Dalam bahasa krama alus, digunakan kata ganti khusus untuk menunjukkan rasa hormat kepada lawan bicara. Misalnya, kata ganti “aku” diganti dengan “kula” dan kata ganti “kamu” diganti dengan “panjenengan”.
-
Penggunaan Kata Kerja
Dalam bahasa krama alus, digunakan kata kerja khusus yang menunjukkan kesopanan. Misalnya, kata kerja “makan” diganti dengan “dhahar” dan kata kerja “minum” diganti dengan “unjuk”.
-
Struktur Kalimat
Dalam bahasa krama alus, struktur kalimat yang digunakan lebih kompleks dibandingkan dengan bahasa Jawa ngoko. Hal ini terlihat dari penggunaan kata-kata penghubung dan partikel yang lebih banyak.
-
Intonasi
Dalam bahasa krama alus, intonasi yang digunakan lebih halus dan sopan. Hal ini terlihat dari penggunaan nada yang lebih rendah dan tempo yang lebih lambat.
Tata bahasa yang digunakan dalam bahasa krama alus menunjukkan rasa hormat dan sopan santun kepada lawan bicara. Oleh karena itu, penting untuk mempelajari dan menggunakan tata bahasa bahasa krama alus dengan baik dan benar dalam situasi yang tepat.
Kosa Kata
Kosa kata merupakan aspek penting dalam bahasa krama alus. Bahasa krama alus memiliki kosa kata khusus yang tidak digunakan dalam bahasa Jawa ngoko. Kosa kata ini digunakan untuk menunjukkan rasa hormat dan sopan santun kepada lawan bicara.
-
Kosa Kata yang Berbeda
Bahasa krama alus memiliki kosa kata yang berbeda dengan bahasa Jawa ngoko. Misalnya, kata “makan” dalam bahasa Jawa ngoko menjadi “dhahar” dalam bahasa krama alus. Selain itu, ada juga kata-kata khusus yang hanya digunakan dalam bahasa krama alus, seperti “panjenengan” (kamu) dan “dalem” (rumah).
-
Kosa Kata yang Sopan
Kosa kata yang digunakan dalam bahasa krama alus lebih sopan dibandingkan dengan bahasa Jawa ngoko. Misalnya, kata “jelek” dalam bahasa Jawa ngoko menjadi “boten sae” dalam bahasa krama alus. Penggunaan kosa kata yang sopan ini menunjukkan rasa hormat kepada lawan bicara.
-
Kosa Kata yang Menunjukkan Penghormatan
Bahasa krama alus memiliki kosa kata khusus yang digunakan untuk menunjukkan penghormatan kepada lawan bicara. Misalnya, kata “bapak” dan “ibu” dalam bahasa Jawa ngoko menjadi “rama” dan “biyung” dalam bahasa krama alus. Penggunaan kosa kata yang menunjukkan penghormatan ini menunjukkan rasa hormat dan sopan santun.
-
Kosa Kata yang Bersifat Formal
Bahasa krama alus memiliki kosa kata yang bersifat formal. Hal ini terlihat dari penggunaan kata-kata yang lebih panjang dan kompleks. Misalnya, kata “terima kasih” dalam bahasa Jawa ngoko menjadi “matur nuwun” dalam bahasa krama alus.
Penggunaan kosa kata yang tepat dalam bahasa krama alus sangat penting untuk menunjukkan rasa hormat dan sopan santun. Oleh karena itu, penting untuk mempelajari dan menggunakan kosa kata bahasa krama alus dengan baik dan benar dalam situasi yang tepat.
Intonasi
Intonasi merupakan aspek penting dalam bahasa krama alus. Intonasi yang digunakan dalam bahasa krama alus lebih halus dan sopan dibandingkan dengan intonasi yang digunakan dalam bahasa Jawa ngoko. Hal ini terlihat dari penggunaan nada yang lebih rendah dan tempo yang lebih lambat.
Penggunaan intonasi yang tepat dalam bahasa krama alus sangat penting untuk menunjukkan rasa hormat dan sopan santun. Misalnya, saat mengucapkan kata “terima kasih” dalam bahasa krama alus, nada suara yang digunakan harus lebih rendah dan tempo bicaranya harus lebih lambat dibandingkan saat mengucapkan kata “terima kasih” dalam bahasa Jawa ngoko.
Menguasai intonasi bahasa krama alus sangat penting bagi penutur bahasa Jawa. Hal ini karena intonasi yang tepat dapat membantu penutur bahasa Jawa untuk menyampaikan pesan dengan sopan dan hormat, sehingga dapat menghindari kesalahpahaman dalam komunikasi.
Situasi
Bahasa krama alus digunakan dalam berbagai situasi yang dianggap formal atau menunjukkan rasa hormat. Berikut adalah beberapa situasi yang umum menggunakan bahasa krama alus:
-
Acara Formal
Bahasa krama alus digunakan dalam acara-acara formal seperti pernikahan, pertemuan resmi, dan upacara adat. Penggunaan bahasa krama alus menunjukkan keseriusan dan penghormatan terhadap acara tersebut.
-
Berbicara dengan Orang yang Lebih Tua atau Dihormati
Bahasa krama alus digunakan saat berbicara dengan orang yang lebih tua atau dihormati, seperti orang tua, guru, atau atasan. Penggunaan bahasa krama alus menunjukkan rasa hormat dan sopan santun.
-
Menyampaikan Permintaan atau Permohonan
Bahasa krama alus digunakan saat menyampaikan permintaan atau permohonan kepada orang lain, terutama kepada orang yang lebih tua atau dihormati. Penggunaan bahasa krama alus menunjukkan kesopanan dan penghargaan.
-
Menyampaikan Berita atau Informasi Penting
Bahasa krama alus digunakan saat menyampaikan berita atau informasi penting, terutama kepada orang yang lebih tua atau dihormati. Penggunaan bahasa krama alus menunjukkan keseriusan dan penghormatan terhadap informasi yang disampaikan.
Menguasai penggunaan bahasa krama alus sesuai dengan situasi sangat penting untuk menunjukkan rasa hormat dan sopan santun dalam budaya Jawa. Selain itu, penggunaan bahasa krama alus juga dapat membantu penutur bahasa Jawa untuk berkomunikasi secara efektif dalam berbagai situasi formal.
Budaya
Bahasa krama alus merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari budaya Jawa. Bahasa ini mencerminkan nilai-nilai luhur yang dijunjung tinggi dalam masyarakat Jawa, seperti kesopanan, penghormatan, dan tata krama. Penggunaan bahasa krama alus tidak hanya menunjukkan penguasaan bahasa, tetapi juga menunjukkan pemahaman dan penghormatan terhadap budaya Jawa.
-
Penghormatan terhadap Hirarki Sosial
Budaya Jawa sangat menjunjung tinggi hirarki sosial. Bahasa krama alus digunakan untuk menunjukkan rasa hormat kepada orang yang lebih tua, orang yang dihormati, dan orang yang memiliki kedudukan lebih tinggi. Penggunaan bahasa krama alus dalam situasi ini menunjukkan kesadaran akan struktur sosial masyarakat Jawa dan keinginan untuk menunjukkan rasa hormat.
-
Kesopanan dan Tata Krama
Bahasa krama alus digunakan untuk menunjukkan kesopanan dan tata krama dalam berbagai situasi sosial. Misalnya, saat meminta sesuatu, menyampaikan pendapat, atau menolak permintaan, penggunaan bahasa krama alus menunjukkan keinginan untuk menjaga keharmonisan dan menghindari konflik. Bahasa krama alus juga digunakan untuk mengungkapkan perasaan terima kasih, permintaan maaf, dan belasungkawa dengan cara yang sopan dan penuh hormat.
-
Penjaga Martabat Diri dan Orang Lain
Bahasa krama alus juga digunakan untuk menjaga martabat diri sendiri dan orang lain. Dengan menggunakan bahasa yang halus dan sopan, penutur bahasa krama alus menunjukkan bahwa mereka menghargai diri sendiri dan orang lain. Selain itu, penggunaan bahasa krama alus juga membantu menghindari kesalahpahaman dan konflik, sehingga dapat menjaga keharmonisan hubungan sosial.
-
Identitas Budaya
Bahasa krama alus merupakan salah satu ciri khas budaya Jawa. Penguasaan bahasa krama alus menunjukkan identitas budaya penuturnya sebagai orang Jawa. Penggunaan bahasa krama alus dalam berbagai situasi sosial membantu melestarikan dan memperkuat budaya Jawa dari generasi ke generasi.
Dengan demikian, bahasa krama alus tidak hanya sekadar variasi bahasa, tetapi juga merupakan cerminan budaya Jawa. Penguasaan bahasa krama alus menunjukkan pemahaman dan penghormatan terhadap nilai-nilai luhur budaya Jawa, serta membantu menjaga keharmonisan dan identitas budaya masyarakat Jawa.
Sejarah
Bahasa krama alus memiliki sejarah yang panjang dan erat kaitannya dengan perkembangan kebudayaan Jawa. Bahasa ini mulai berkembang pada masa kerajaan-kerajaan Jawa kuno, seperti Kerajaan Mataram Kuno dan Kerajaan Majapahit. Pada masa itu, bahasa krama alus digunakan sebagai bahasa resmi kerajaan dan menjadi penanda status sosial seseorang.
Bahasa krama alus terus berkembang dan mengalami penyempurnaan seiring dengan perkembangan zaman. Pada masa penjajahan Belanda, bahasa krama alus banyak digunakan dalam dunia kesusastraan dan pendidikan. Hal ini menyebabkan bahasa krama alus semakin dikenal dan digunakan oleh masyarakat Jawa.
Setelah Indonesia merdeka, bahasa krama alus masih terus digunakan dalam berbagai situasi formal dan semi formal. Bahasa ini dianggap sebagai bagian penting dari budaya Jawa dan digunakan untuk menunjukkan rasa hormat kepada orang yang lebih tua atau dihormati. Bahasa krama alus juga digunakan dalam acara-acara adat, pertunjukan seni, dan upacara keagamaan.
Memahami sejarah bahasa krama alus sangat penting untuk memahami penggunaannya dalam masyarakat Jawa. Bahasa krama alus tidak hanya sekadar variasi bahasa, tetapi juga merupakan cerminan dari nilai-nilai budaya Jawa yang menjunjung tinggi kesopanan, penghormatan, dan tata krama.
Pertanyaan yang Sering Diajukan tentang Bahasa Krama Alus
Bahasa krama alus merupakan variasi bahasa Jawa yang digunakan dalam situasi formal atau saat berbicara dengan orang yang lebih tua atau dihormati. Berikut adalah beberapa pertanyaan yang sering diajukan tentang bahasa krama alus:
Pertanyaan 1: Kapan bahasa krama alus digunakan?
Bahasa krama alus digunakan dalam situasi formal seperti acara pernikahan, pertemuan resmi, dan saat berbicara dengan orang yang lebih tua atau dihormati. Bahasa ini juga digunakan dalam acara-acara adat, pertunjukan seni, dan upacara keagamaan.
Pertanyaan 2: Apa perbedaan antara bahasa krama alus dan bahasa Jawa ngoko?
Bahasa krama alus berbeda dengan bahasa Jawa ngoko dalam hal tata bahasa, kosa kata, dan intonasi. Bahasa krama alus menggunakan tata bahasa yang lebih kompleks, kosa kata yang lebih sopan, dan intonasi yang lebih halus.
Pertanyaan 3: Apakah bahasa krama alus masih digunakan dalam masyarakat Jawa modern?
Ya, bahasa krama alus masih digunakan dalam masyarakat Jawa modern, meskipun penggunaannya tidak seintensif pada masa lalu. Bahasa krama alus masih digunakan dalam situasi formal, acara-acara adat, dan saat berbicara dengan orang yang lebih tua atau dihormati.
Pertanyaan 4: Apa manfaat mempelajari bahasa krama alus?
Mempelajari bahasa krama alus memiliki beberapa manfaat, di antaranya adalah dapat menunjukkan rasa hormat kepada orang lain, meningkatkan keterampilan komunikasi, memperluas pengetahuan tentang budaya Jawa, dan membuka peluang dalam dunia kerja.
Dengan memahami pertanyaan dan jawaban yang sering diajukan tentang bahasa krama alus, kita dapat lebih memahami penggunaan dan pentingnya bahasa ini dalam masyarakat Jawa.
Selain memahami bahasa krama alus, mempelajari tips-tips untuk menggunakan bahasa krama alus dengan baik dan benar juga penting. Tips-tips ini akan dibahas dalam artikel selanjutnya.
Tips Menggunakan Bahasa Krama Alus
Bahasa krama alus yang baik dan benar mencerminkan pribadi yang berbudaya dan dihormati. Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu Anda menggunakan bahasa krama alus dengan lebih baik:
Tip 1: Pelajari Kosakata dan Tata Bahasa yang Tepat
Bahasa krama alus memiliki kosakata dan tata bahasa yang khusus. Pelajarilah kosakata dan tata bahasa ini dengan baik agar Anda dapat menggunakannya dengan tepat.
Contoh: Gunakan kata “dhahar” untuk makan dan “unjuk” untuk minum.
Tip 2: Perhatikan Intonasi dan Volume Suara
Bahasa krama alus diucapkan dengan intonasi yang halus dan volume suara yang tidak terlalu keras. Berbicaralah dengan perlahan dan jelas agar lawan bicara dapat memahami Anda dengan baik.
Contoh: Ucapkan kata “matur nuwun” dengan intonasi yang rendah dan volume suara yang tidak terlalu keras.
Tip 3: Gunakan Bahasa Tubuh yang Sopan
Bahasa tubuh juga penting dalam berkomunikasi dengan bahasa krama alus. Berdirilah atau duduklah dengan tegak, jaga kontak mata, dan gunakan gerakan tangan yang sopan.
Contoh: Saat berbicara dengan orang yang lebih tua, berdirilah atau duduklah dengan sikap hormat dan jaga kontak mata.
Tip 4: Berlatihlah Secara Teratur
Menggunakan bahasa krama alus dengan baik dan benar membutuhkan latihan. Berlatihlah secara teratur dengan berbicara dengan teman atau anggota keluarga yang lebih tua, atau dengan membaca buku dan menonton film berbahasa krama alus.
Contoh: Berlatihlah mengucapkan kata-kata dan kalimat krama alus setiap hari.
Dengan mengikuti tips-tips ini, Anda dapat menggunakan bahasa krama alus dengan lebih baik dan benar. Bahasa krama alus yang baik dan benar akan membantu Anda menunjukkan rasa hormat kepada lawan bicara, meningkatkan komunikasi, dan menjaga keharmonisan dalam masyarakat.
Kesimpulan
Bahasa krama alus merupakan bagian penting dari kebudayaan Jawa yang menunjukkan tata krama dan penghormatan kepada lawan bicara. Bahasa krama alus memiliki kekhasan dalam tata bahasa, kosa kata, dan intonasi. Menguasai bahasa krama alus tidak hanya menunjukkan penguasaan bahasa, tetapi juga mencerminkan pemahaman dan penghormatan terhadap nilai-nilai budaya Jawa.
Penggunaan bahasa krama alus yang baik dan benar sangatlah penting dalam masyarakat Jawa. Hal ini menunjukkan rasa hormat kepada orang yang lebih tua atau dihormati, menjaga keharmonisan dalam berkomunikasi, dan melestarikan budaya Jawa. Oleh karena itu, marilah kita terus mempelajari dan menggunakan bahasa krama alus dalam kehidupan sehari-hari.